google-site-verification: google05c48a55a4228fa2.html

Haidar Alwi: Jika 1.000 Orang Kaya Melunasi Utang 10 Ribu Rakyat Miskin, Indonesia Bisa Berdiri Tanpa Meminta.

Sabtu, 17 Mei 2025 - 12:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

R Haidar Alwi, pendiri Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute, ( Foto ist )

R Haidar Alwi, pendiri Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute, ( Foto ist )

Dinamikanews.net – R Haidar Alwi, pendiri Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute, menyerukan pentingnya membangun ulang semangat gotong royong dalam wujud paling nyata: keterlibatan langsung para pemilik kekayaan untuk membantu pelunasan beban ekonomi rakyat kecil. Menurutnya, ini bukan semata soal moralitas sosial, tetapi bagian dari upaya menjaga kedaulatan bangsa.

“Bangsa ini akan selamanya rapuh jika sendi-sendi ekonominya terus disandarkan pada utang luar negeri dan generasi penerus dipaksa mewarisi beban yang bukan mereka ciptakan,” tegas Haidar Alwi dalam pernyataannya, Sabtu (17/5/2025). “Tapi kita juga tidak bisa mengandalkan negara saja. Harus ada partisipasi sukarela, terhormat, dan sistematis dari mereka yang mampu.”

Haidar menyampaikan, saat ini terdapat jutaan warga yang hidup dalam tekanan utang mikro: mulai dari pinjaman online, rentenir, tagihan rumah sakit, cicilan sekolah anak, hingga kebutuhan dasar yang belum terpenuhi. Sementara itu, menurut data, Indonesia memiliki sedikitnya 200 ribu orang dengan kekayaan lebih dari Rp100 miliar.

“Andaikan dari angka itu, hanya 1.000 orang kaya nasional yang bersedia membantu pelunasan utang sederhana milik 10.000 rakyat miskin, maka kita bicara 10 juta jiwa yang terbebas dari lilitan ekonomi. Ini bukan teori, ini matematika sosial,” jelas Haidar.

Baca Juga :  Wamentan Pengin Bukti Aksi KDMP

Ia memberi ilustrasi: jika rata-rata satu keluarga miskin terlilit utang produktif sebesar Rp3 juta—untuk biaya sekolah, pengobatan, atau modal usaha kecil—maka total utang untuk 10.000 orang adalah Rp30 miliar. Jika dibagi ke 1.000 orang kaya, maka kontribusi per orang hanya Rp30 juta.

“Bagi banyak orang kaya, Rp30 juta mungkin hanya seharga makan malam di restoran bintang lima, atau bahkan nilai arloji. Tapi bagi rakyat kecil, itu adalah harga untuk kembali hidup bermartabat,” ujar Haidar Alwi.

Lebih jauh, ia menegaskan bahwa ini bukan sekadar gagasan karitatif atau proyek amal semata. Ini adalah bentuk konkret dari nasionalisme modern—di mana cinta Tanah Air tidak hanya ditunjukkan dengan bendera dan lagu, tetapi dengan tindakan nyata menyelamatkan rakyat dari kemiskinan struktural.

“Kita tidak bisa bicara nasionalisme sambil membiarkan jutaan rakyat berjuang sendiri dalam utang konsumtif dan bunga mencekik. Nasionalisme bukan sekadar simbolisme, tapi keberpihakan terhadap rakyat yang paling lemah,” katanya.

Melalui program Rakyat Bantu Rakyat, Haidar Alwi Care telah membuktikan bahwa solidaritas bisa diorganisir: dari pengobatan untuk orang miskin, bantuan makanan, hingga biaya sekolah anak-anak yatim. Tapi bagi Haidar, semua itu hanya langkah awal.

Baca Juga :  Bahas RUU Perkotaan, Tamsil Linrung Soroti Privatisasi Ruang Publik dan Krisis Lingkungan

Ia mendorong agar pendekatan ini diperluas dengan sistem gotong royong berbasis data dan transparansi. Negara dapat memfasilitasi melalui platform digital, pengawasan independen, dan insentif fiskal agar mereka yang membantu tidak hanya merasa terhormat, tetapi juga didukung oleh sistem.

“Bangsa ini terlalu besar untuk terus bergantung pada bantuan asing. Kita tidak miskin. Yang kita butuhkan adalah keberanian untuk mengubah cara kita memperlakukan sesama,” kata Haidar.

Ia menutup pernyataannya dengan ajakan moral kepada seluruh elemen bangsa: bahwa menjadi kaya bukanlah kesalahan, tapi akan menjadi kesalahan jika kekayaan itu tidak digunakan untuk membela bangsa dan rakyatnya.

“Kalau kita semua bergerak, tak satu pun anak Indonesia harus putus sekolah karena tak punya uang. Tak ada lagi ibu-ibu yang harus menjual barang dapur karena anaknya sakit dan tak bisa dirawat. Dan tak ada lagi bangsa ini tunduk karena lapar. Indonesia harus berdiri, tanpa meminta.” pungkas Haidar Alwi.

Berita Terkait

Proyek Hotmix Siluman di Sukabakti RT 01 RW 08
Warga Rasakan Manfaat Paving Blok di Desa Palasari
Rahayu Saraswati mundur sebagai anggota DPR RI
Saung Rojo Sea Food 2, Sensasi Kuliner Nusantara dengan Ragam Menu Lengkap di Panongan Tangerang
Presiden Prabowo Subianto reshuffle kabinet Merah Putih
Tim Khusus Percepatan Pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Kota Tangerang Tengah Resmi Dikukuhkan oleh Ketua Umum BPPKTT
Pelantikan Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Tangerang
Perayaan Anniversary Gabungan Antar Supir (GAS) Tangerang yang berkolaborasi dengan Anzani Music

Berita Terkait

Kamis, 11 September 2025 - 19:26 WIB

Warga Rasakan Manfaat Paving Blok di Desa Palasari

Kamis, 11 September 2025 - 06:49 WIB

Rahayu Saraswati mundur sebagai anggota DPR RI

Rabu, 10 September 2025 - 17:19 WIB

Saung Rojo Sea Food 2, Sensasi Kuliner Nusantara dengan Ragam Menu Lengkap di Panongan Tangerang

Senin, 8 September 2025 - 18:54 WIB

Presiden Prabowo Subianto reshuffle kabinet Merah Putih

Minggu, 7 September 2025 - 21:20 WIB

Tim Khusus Percepatan Pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Kota Tangerang Tengah Resmi Dikukuhkan oleh Ketua Umum BPPKTT

Berita Terbaru