Dinamikanews.net – Tari Cing Poling adalah kesenian tradisional dari Purworejo, Jawa Tengah, yang diperkirakan muncul pada abad ke-17. Tarian ini awalnya merupakan penyamaran gerakan bela diri yang dilakukan oleh prajurit Demang Kesawen dan pengawalnya saat menghadap Adipati Karangduwur.
Asal Usul:
Kesenian Cing Poling berawal dari tradisi pisowanan (kunjungan) Demang Kesawen ke Kadipaten Karangduwur. Di mana ia membawa tiga prajuritnya, yaitu Krincing, Dipomenggolo, dan Keling. Saat menunggu giliran bertemu Adipati, mereka berlatih bela diri di lapangan, yang kemudian dilarang oleh Adipati. Untuk tetap bisa berlatih, mereka menyamarkan gerakan bela diri dalam bentuk tarian yang diiringi musik, yang kemudian dikenal sebagai Cing Poling.
Perkembangan dan Ciri Khas:
- Seiring waktu, Cing Poling berkembang menjadi kesenian yang ditarikan oleh 9 hingga 11 orang, dengan peran seperti pemayung, pemencak, dan pengiring.
- Tarian ini melibatkan berbagai gerakan dinamis, seperti Sembahan, dodokan, undur unduran, berbaris dan Pencak.
- Tarian ini tidak hanya berorientasi pada gerakan fisik, tetapi juga pada aspek pertahanan diri dan spiritualitas.
- Kostum yang dikenakan biasanya sederhana, didominasi warna hitam, dengan Topi Pacul gowang, dan diiringi oleh instrumen tradisional seperti kencreng seperti simbal, bende, ketipung, terompet.
Fungsi dan Pelestarian:
- Pada masa lalu, Cing Poling berfungsi sebagai pengantar Demang Kesawen saat pisowanan.
- Saat ini, Cing Poling sering ditampilkan dalam berbagai acara, seperti hajatan, perayaan Agustusan, dan penyambutan tamu kehormatan.
- Meskipun sempat terancam punah, kesenian ini terus dilestarikan oleh masyarakat Purworejo, bahkan telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia.
- Pementasan juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang kesenian ini kepada masyarakat luas dan menyemangati para seniman untuk terus menjaga budaya mereka.
Kesenian tradisional bukan sekedar tontonan. Tetapi wahana dalam melestarikan dan mengenalkan kepada generasi muda mengenai nilai nilai filosofi dalam kesenian lokal kabupaten Purworejo.
Dengan sinergi antara pemerintah, seniman dan masyarakat. cingpoling tidak hanya menjadi warisan budya yang dibanggakan, tetapi juga sumber inspirasi bagi masa depan. Menjaga budaya bukan hanya tentang melestarikan masa lalu, tetapi juga membentuk masa depan yang berakar pada identitas bangsa.