Jakarta, Dinamikanews.net – Ricuh yang terjadi dalam Muktamar PPP 2025 menyisakan kekecewaan mendalam bagi para kader muda partai. Harapan mereka agar forum lima tahunan ini menjadi ajang konsolidasi justru tercoreng oleh aksi saling dorong dan adu mulut antar peserta.
Fitri Anjani, salah satu kader muda dari Jawa Tengah, mengaku sedih melihat senior-seniornya terlibat Ricuh. “Kami datang dengan semangat ingin melihat partai ini bersatu dan bangkit. Tapi yang terlihat justru perebutan kepentingan yang memecah belah. Rasanya kami yang muda hanya jadi penonton pertikaian,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Senada dengan itu, M. Rizal, peserta muktamar dari Kalimantan Selatan, menilai kericuhan hanya akan memperburuk citra PPP di mata masyarakat. “Kalau seperti ini, bagaimana rakyat mau percaya bahwa PPP bisa memperjuangkan aspirasi umat? Kami kader muda ingin perubahan, bukan konflik,” tegasnya.
Meski demikian, para kader muda tetap menyimpan harapan besar. Mereka mendesak para senior untuk menahan ego dan mengedepankan musyawarah. “PPP lahir dari semangat persatuan. Jangan sampai sejarah itu dikubur karena ambisi pribadi. Kami masih percaya partai ini bisa bangkit asalkan semua kembali ke niat awal: pengabdian,” tambah Fitri.
Suara-suara kader muda ini menjadi pengingat bahwa muktamar bukan sekadar forum formal, melainkan wadah untuk menyatukan langkah. Mereka berharap, setelah insiden memalukan ini, para elite PPP segera melakukan introspeksi dan mengembalikan marwah partai sebagai rumah besar umat Islam.