Lensabumi.com – Manusia dan Kesehatan tidak bisa dipisahkan karena bagaimana ia beraktifitas tergantung pada status Kesehatan yang dimilikinya dari pribadi, keluarga, lingkungan sekitar, daerah bahkan bangsa serta pergaulannya di Tingkat dunia. Manusia sadar akan perubahan dan hanya Sebagian kecil saja yang memahami perubahan dengan kearifan dan penyesuaian, sisanya merasa setiap perubahan sangat mengganggu dan itulah sebenaranya Kesehatan mental dan sifat dia sendiri, maka dalam perubahan manusia dalam agama disebut sabar dan Ikhlas kemudian melakukan kegiatan ikhsan. Namun sebagaimana diketahui, bahkan seorang manusia yang mempunyai Pendidikan setinggi apapun , jika mentalnya tidak siap, dia akan selalu gelisah pada setiap perubahan termasuk perubahan dibidang Kesehatan dan pelayanannya, yang sebenarnya subtitusi kebiasaan bertahan dari jaman dulu sampai masa depan.
Sebagaimana diketahui, dengan adanya industry 4.0 yang menjadikan semua infromasi serba cepat meski kebenaran informasi juga semakin tidak jelas karena banyak yang menyalahgunakan sebagai media framing, namun itulah manusia bagaimana ia bertahan di dunia. Sistem layanan kesehatan dunia mengalami perubahan, reformasi, pengembangan dan perbaikan besar dalam beberapa tahun terakhir dan semua sebenaranya untuk mengoreksi kekurangan di masa lampau, versus kebiasaan yang bisa ditolerasi dimasa lampau dan kini sert akan datang, dan manusia kemudian bersepakat membuat sebuah regulasi sebagai adab berbangsa dan bernegara untuk mengurangi kekacauan.
Semua perubahan akan menjadikan peluang bagi yang mengetahui jamannya dan akan menjadi penghalang bagi yang berlaku konservatif dan tentu saja pergantian generasi pasti akan terus berjalan. Peluang idustri layanan
Kesehatan bertambah dan tentu saja bagi negara-negara berkembang merupakan sebuah tantangan. Indonesia apakah masih termasuk negara berkembang apa sudah menjadi negara maju? Semua tergantung bagaimana negara dan bangs ini merespon kemajuan tersebut.
Secara umum, manusia saat ini lebih sehat, lebih baik secara finansial, dan hidup lebih lama hari ini daripada yang mereka lakukan 30 tahun yang lalu, Dimana manusia sakit tidak diketahui sebabnya kemudian meninggal, harus m enjual tanah dulu untuk sekedar berobat. Para ahli mengamati, 30 tahun terakhir ini adalah perlunya membuat sistem kesehatan global yang mencakup peningkatan populasi dan urbanisasi, penyebaran penyakit kronis, perubahan perilaku, penyakit menular, konflik spesifik wilayah, dan keamanan dalam pemberian perawatan kesehatan. Aturan dan etik versus kebutuhan dan hajat hidup pasien dan tenaga medis tentang kesejahteraan dan regulasi yang sebenarnya mempermudah memerlukan beberapa Langkah yang tepat.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Durrani, pada tahun 2016 ) menyatakan bahwa sebagian besar pertumbuhan populasi dunia akan terjadi di daerah perkotaan negara-negara miskin karena gaya pembangunan perkotaan yang cepat, tidak terencana dan tidak berkelanjutan akan menjadikan kota-kota di negara-negara berkembang sebagai pusat saraf untuk risiko lingkungan dan kesehatan yang baru muncul. Semua ini tentu akan membutuhkan perubahan dalam desain, budaya, dan praktik rumah sakit untuk lebih memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan semua pemangku kepentingan.
Kemajuan medis dan ilmu pengetahuan yang sporadic juga memberikan tantangan besar pada sistem layanan kesehatan saat ini, banyak ilmwan dengan cepat diakui karena penelitian yang dilakukan dengan literasi mudah didapat via internet dan menyebabkan regulasi dan kode etik sering diabaikan karena dinilai konservatif, sehingga para penegak hukum regulasi pun kewalahan dalam memilah penegakan di era majemuk ini.
Para peneliti terus meneliti berbagai hal, baik Perkembangan genetika, teknologi informasi, dan nanoteknologi mengubah pendekatan terhadap layanan kesehatan karena cenderung mengarah pada personalisasi, dan semakin bergerak di luar lingkungan rumah sakit, pelayanan akan Kembali ke era lama Dimana layanan akan mendekati pasien dan peralihan ke layanan yang berpusat pada pasien dan pemberdayaan pasien telah berlangsung selama beberapa waktu, dan sudah menjadi kebiasaan hubungan antara tenaga medis dan pasien. Batas kompetensi yang diperjuangkan antara dokter ahli dan para medis bahkan tenaga alternatif menjadi hak hubungan konsumen, sebagai pemakai jasa dan tenaga medis sebagai penyedia.
Sebagaimana berita dan media sosial menayangkan fenomena Model pelayanan tradisional sedang mengalami transformasi radikal dan perlu diubah lebih lanjut untuk menghadapi berbagai tantangan yang muncul dan bahkan ilmukedokteran dan Kesehatan masa kini akan disebut tradisional dan konvesnional karena tatalaksana masa depan akan segera memapar semua bentuk fasilitas pelayanan. Sedangkan perundangan Omnibus Law bidang kesehatanpun sudah mendudukan keseteraan dan hak pasien untuk memilih pengobatan dari siapapun yang menyediakan.
Tantangan industri perawatan kesehatan global , isu-isu global utama yang harus menjadi fokus para penyedia layanan kesehatan, pembuat kebijakan, dan semua pemangku kepentingan yang tertarik pada ekosistem khusus ini.
Isu-isu tersebut adalah:
1. Transformasi digital dan data yang dapat dioperasikan bersama,
2. Perubahan sosial ekonomi,
3. Tenaga kerja dan bakat,
4. Inovasi model perawatan,
5. Konsumen dan pengalaman manusia, dan
6. kolaborasi.
Petugas dan pemerhati serta pebisnis kesehatan harus berpikir dan menyiapkan Pelayanan Kesehatan kini dan masa depan harus :
a. Menyeimbangkan kebutuhan populasi lanjut usia yang membutuhkan perawatan jenis “akut” dan kebutuhan kaum muda yang akan semakin membutuhkan perawatan “di luar rumah sakit”
b. Memiliki kebutuhan dan protocol yang lebih baik dalam hal pengalaman bagi pasien, kenyamanan, dan koordinasi antara program kesehatan dan kebugaran.
c. Mengantisipasi dan memahami kebutuhan pasien masa kini dan masa mendatang makin banyak yang kebutuhannya sudah berubah dan harus dipenuhi dengan cepat, sesuai permintaan, dan 24/7, seperti layanan sosial lainnya yang ada.
Pelaku kesehatan akan mengalami bahwa Data individu dan pribadi pasien akan mudah didapat dab bagi pasien sudah bukan hal yang tabu untuk menolong dirinya. Selain itu, kebutuhan konsumen bervariasi dan seringkali sulit untuk dipahami. Fasilitas Kesehatan, pasien, dan petugas Kesehatan memerlukan data gratis dalam jumlah besar. individu akan bersedia membagikan informasi medisnya jika hal ini dapat meningkatkan efektivitas pengobatan, mencapai layanan yang lebih baik, nilai yang lebih besar, pengalaman yang lebih baik, dan personalisasi yang lebih baik.
Konsumerisasi pelayanan Kesehatan akan semakin tinggi, baik data promosi, prevensi, kurasi dan rehabilitasi dan tentu akan terjadi disrupsi tinggi karena pasien semakin memahami pilihannya, dan faskes tidak melulu mempromosikan bahwa faskesnya seperti hotel tapi mutu pelayanan juga harus dikejar, percepatan dan presisi tindakannya. Disinilah manajerial masa depan harus dipersiapkan, dan harus berganti generasi untuk menyiapkan stabilisasi masa depan.
Fakta sekarang semua melihat bahwa , pasien semakin berasimilasi dengan konsumen dan alat teknologi yang kuat dari revolusi industri akan mendukung proses transisi menuju model yang berpusat pada konsumen di mana hubungan dengan pasien diperkuat, meski banyak robot dan oxymoron, dimanusiakan.
Humanisasi terkait dengan kesejahteraan pasien, lingkungan, ruang, intervensi spesialis dan kolaboratif, integrasi dengan komunitas, individu dan komunitas, dengan mempertimbangkan bahwa setiap orang adalah unik dan tidak dapat diulang serta bereaksi berbeda terhadap masalah. Dalam hal ini, ilmu-ilmu sosial perlu dimasukkan dalam pelatihan pekerja kesehatan di masa depan . Kesehatan akan beralih dari rezim penyembuhan ke rezim maintenance perawatan/maintenance
Bagi tenaga medis dan pemegang kebijakan Kesehatan disuatu negara dan wilayah yang pola pikirnya hanya memahami generasi dan pola disaat profesinya dikerjakan, Mereka akan gelisah dan bingung sementara pelayanannya berorientasi masa depan.
Manusia mengambil sikap proaktif terhadap gaya hidup sehat yang mencakup pola makan, olahraga, pola tidur, kadar energi, dan manajemen stres ,karena pola tersebut telah terbukti dapat menunda timbulnya penyakit dan industri ini akan menjadi Isyu utama kesehatan, maka jika salah menerima informasi maka banyak hal yang sia sia dikerjakan individu jika bertemu dengan konsultan yang salah. Untuk itu individu harus benar benar memahami dinamika tranformasi tersebut.(Agus Ujianto)