KABUPATEN TANGERANG — Data jumlah penduduk Kabupaten Tangerang pada tahun 2024 diperkirakan sekitar 3,4 juta (3.400.490 jiwa), berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan sumber resmi lainnya, menjadikannya salah satu kabupaten terpadat di Provinsi Banten.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sebanyak 265.090 penduduk Kabupaten Tangerang masuk dalam data angka kategori miskin ekstrem dan jumlah ini ternyata tertinggi di antara daerah lain di Provinsi Banten dibanding Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Cilegon, Kota Tangsel, dan Kota Tangerang.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Banten Lukman mengungkapkan berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin di Banten sebanyak 772.078 jiwa. “Yang paling banyak angka kemiskinan itu di Banten ada di Kabupaten Tangerang,” ujar Lukman di Tangerang, (15/20/2025).
Pertanyaannya, kenapa wilayah Kabupaten Tangerang yang dijuluki Kota Seribu Industri malah jumlah penduduk miskinnya terbanyak se-Provinsi Banten? Kenapa bisa begitu kenapa bisa begini?
Menurut pejabat pusat yaitu Wakil Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Iwan Sumule dinyatakan dalam kegiatan Launching Sitaskin beberapa waktu lalu, tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Tangerang ini disebabkan masifnya urbanisasi yang tidak diimbangi penyerapan tenaga kerja di wilayah urban.
“Dengan masyarakat pendatang yang datang, bukannya produktif, tapi dia kemudian menambah pengangguran,” ujar Iwan Sumule.
Menurutnya hal ini menjadi kendala dalam mengintervensi kemiskinan yang terjadi di Kabupaten Tangerang. Oleh karena itu, kata Iwan, diperlukan peranan kolaborasi lembaga dan kementerian terkait untuk membantu menaikkan taraf hidup masyarakat di Tangerang.
Kenyataan Kabupaten Tangerang yang saat ini menempati peringkat tertinggi angka penduduk miskin di Provinsi yang dipimpin Gubernur Banten Andra Soni menuai komentar beragam dari para aktifis, namun mayoritas prihatin dan meminta agar Pemerintah Daerahnya fokus menggulirkan program-program pengentasan kemiskinan diwilayah Bupati Moch Maesyal Rasyid itu.
“Benar Kabupaten Tangerang dijuluki Kota Seribu Industri namun saat ini banyak investor yang pindah lokasi usahanya ke wilayah lain karena berbagai alasan efeknya jumlah pengangguran meningkat dan daya beli masyarakat menurun setelah itu mengaku miskin dan meminta bantuan sosial (Bansos) dengan memaksa dimasukan ke DTSN Kemensos,” ucap Mohammad Ekoriadi dari Yayasan Tangerang Sejahtera saat diminta komentar terkait jumlah kemiskinan di kabupaten Tangerang terbanyak se-Provinsi Banten, Rabu (17/12/2025).
Disampaikan Ekoriadi langkah konkrit Pemda Kabupaten Tangerang guna menurunkan angka penduduk miskin di Kabupaten Tangerang yaitu melakukan update data kemiskinan yang dikeluarkan Kemensos info dari berbagai sumber data tersebut sudah kadaluarsa.
“Tim kami banyak menemukan keluhan dari pendamping sosial di kecamatan-kecamatan ketika data sudah diperbaiki bahkan ada yang dihapus dan pengajuan ke Kemensos namun ketika muncul hasilnya tetap saja ada lagi data warga miskinnya itu, sehingga data tetap tidak berubah,” ucap Ekoriadi.
Sementara itu salah satu aktifis juga mengatakan penyebab tingginya angka penduduk miskin di Kabupaten Tangerang karena selain jumlah penduduk terbanyak se-Provinsi dan juga saat ini kebanyakan warga mengaku miskin dan minta dimasukan ke data Kemensos.
“Data Kemiskinan itu tinggi sebabnya karena banyak yang mau terima bansos, Sehingga sengaja diturunkan kriteria miskinnya oleh penerima bansos sendiri, info dari petinggi,” ucapnya serius.
(Tim)

















