google-site-verification: google05c48a55a4228fa2.html

Haidar Alwi: Jangan Terjebak Upaya Pecah Belah Prabowo dan Jokowi.

Senin, 10 Februari 2025 - 22:14 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

dinamikanew.net – Pendiri Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute, Haidar Alwi, menegaskan bahwa upaya memecah belah Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) adalah bentuk strategi politik lama yang harus diwaspadai. Ia melihat bahwa pihak-pihak yang mencoba membenturkan keduanya tidak menginginkan stabilitas pemerintahan yang kuat dan solid.

Haidar Alwi menyoroti berbagai upaya pecah belah domba yang muncul belakangan ini, yang beredar luas di media sosial. Menurutnya, pola ini bukanlah hal baru dalam dunia politik Indonesia.

“Ada yang ingin membangun narasi bahwa Prabowo dan Jokowi bersaing dalam pemerintahan. Ini bukan hal baru dalam politik Indonesia. Sejak era penjajahan, devide et impera sudah menjadi taktik untuk melemahkan persatuan bangsa,” jelas Haidar Alwi, (Senin, 10 Februari 2025).

Lebih lanjut, Haidar Alwi menyoroti pernyataan Prabowo Subianto saat berbicara di hadapan peserta Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama di Jatim International Expo, Surabaya. Dalam kesempatan itu, Prabowo menegaskan bahwa ada pihak-pihak yang berusaha memisahkannya dari Jokowi, namun ia menganggapnya sebagai hal yang tidak perlu ditanggapi secara serius.

“Ada yang sekarang mau misah-misahkan saya sama Pak Jokowi. Lucu juga untuk bahan ketawa boleh,” ujar Prabowo dalam pidatonya.

Baca Juga :  Desa Klebet Terima Kunjungan LSM Gempur, Untuk Menyatukan Konsep Serta Persepsi

Menurut Haidar Alwi, sikap santai Prabowo terhadap upaya adu domba ini menunjukkan bahwa ia adalah pemimpin yang berjiwa besar dan tidak mudah terpengaruh oleh rumor serta intrik politik. Haidar Alwi pun menegaskan bahwa pola adu domba semacam ini bukanlah hal baru, melainkan strategi klasik yang sudah sering digunakan untuk melemahkan pemimpin nasional.

“Jika kita melihat ke belakang, pola ini selalu digunakan untuk memecah belah pemimpin nasional. Dulu, Bung Karno dibenturkan dengan Bung Hatta, Gus Dur dengan Megawati, dan SBY dengan Jusuf Kalla. Kini, Prabowo dan Jokowi yang menjadi sasaran,” ungkap Haidar Alwi.

Haidar Alwi juga menyoroti bagaimana isu yang sama dimainkan dalam berbagai bentuk, mulai dari peristiwa viral di media sosial hingga rumor-rumor politik yang sengaja digoreng oleh pihak-pihak tertentu. Ia menilai bahwa tujuan akhirnya adalah untuk menciptakan persepsi negatif terhadap pemerintahan baru, melemahkan konsolidasi politik, dan membuat kebijakan pemerintahan Prabowo tidak berjalan dengan optimal.

*”Prabowo bukan pemimpin yang mudah diadu domba. Sejak awal, ia menunjukkan jiwa besar dan berlapang dada dalam menghadapi dinamika politik. Kita sebagai rakyat harus mendukung pemerintahan ini agar tetap kuat dan fokus pada pembangunan,” jelas Haidar Alwi.

Baca Juga :  Restrukturisasi BUMN Karya Percepat Perwujudan Misi Asta Cita

Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh berbagai upaya adu domba yang hanya akan merugikan bangsa. Menurutnya, Indonesia saat ini membutuhkan persatuan yang kuat, bukan perpecahan yang justru akan menghambat kemajuan.

“Kita harus lebih cerdas dalam menyikapi berbagai isu yang beredar. Jangan sampai kita menjadi korban dari permainan politik yang hanya menguntungkan segelintir pihak,” tegas Haidar Alwi.

Dengan kepemimpinan Prabowo yang tegas dan komitmen untuk terus melanjutkan pembangunan yang telah dirintis oleh Jokowi, Haidar Alwi optimistis bahwa Indonesia akan semakin maju. Namun, ia mengingatkan bahwa dukungan rakyat sangat diperlukan agar pemerintahan bisa berjalan dengan stabil dan efektif.

“Pemerintahan ini harus kita dukung bersama. Jangan sampai energi kita habis hanya untuk menanggapi isu-isu yang tidak bermanfaat. Yang terpenting adalah bagaimana kita bersama-sama membangun bangsa ini menjadi lebih baik,” pungkas Haidar Alwi.

Berita Terkait

Polemik BYD Tangsel: Warga Tolak Pembangunan Showroom Diduga Ilegal, Lurah Tak Terima Dokumen
Langkah Prajurit di Ujung Negeri: Satgas TNI Gelar Operasi Teritorial Kesehatan di Kampung Wombru
Kapolres Cup 2025: Polres Kendal Gelar Turnamen Voli Seru, Rayakan HUT Bhayangkara ke-79!
Koperasi Desa Merah Putih Brebes Kantongi SK Badan Hukum Kemenkumham, Anna: Jangan Cuma ‘Koperasi Kertas’
Uji Coba Teknologi Insinerator Ramah Lingkungan untuk Atasi Sampah
HUT Bhayangkara ke-79: Wiji Haryanto dan Kapolsek Kalibaru Jalin Sinergi
Viral..!! KBH Wibawa Mukti dan BHPD Gelar Penyuluhan Hukum di Desa Mekarmukti
Wamen Viva Yoga Dorong PATRI Berkontribusi Mewujudkan Swasembada Pangan

Berita Terkait

Jumat, 4 Juli 2025 - 23:06 WIB

Polemik BYD Tangsel: Warga Tolak Pembangunan Showroom Diduga Ilegal, Lurah Tak Terima Dokumen

Jumat, 4 Juli 2025 - 20:50 WIB

Langkah Prajurit di Ujung Negeri: Satgas TNI Gelar Operasi Teritorial Kesehatan di Kampung Wombru

Jumat, 4 Juli 2025 - 20:47 WIB

Kapolres Cup 2025: Polres Kendal Gelar Turnamen Voli Seru, Rayakan HUT Bhayangkara ke-79!

Jumat, 4 Juli 2025 - 14:56 WIB

Uji Coba Teknologi Insinerator Ramah Lingkungan untuk Atasi Sampah

Jumat, 4 Juli 2025 - 12:32 WIB

HUT Bhayangkara ke-79: Wiji Haryanto dan Kapolsek Kalibaru Jalin Sinergi

Berita Terbaru

Olahraga

Voli U-16 Asia: Pelatnas Coret 4 Pemain

Jumat, 4 Jul 2025 - 21:17 WIB