google-site-verification: google05c48a55a4228fa2.html

Protes Warga Brebes: Pembebasan Lahan Diduga Dilakukan Mafia Tanah

Selasa, 15 Oktober 2024 - 02:33 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BREBES,  LENSABUMI.COM – Proses pembebasan lahan di wilayah Desa Pamulihan, Karangbale Kecamatan Larangan dan Buara, Cikeusal Lor, Cikeusal Kidul Kecamatan Ketanggungan mendapat protes dari masyarakat.

Mereka menduga, pembebasan lahan di wilayah tersebut dengan target 1.500 hektar itu diduga dilakukan oleh oknum mafia tanah.

Hal itu diketahui mereka setelah sejumlah pemilik tanah/sawah mengadu terkait dengan harga yang dipatok jauh dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)  ke Forum Masyarakat Peduli Perusahaan Ramah Lingkungan (FMPPRL) Kabupaten Brebes.

“Pada tahap pertama harga yang di patok kisaran  12.500 sampai 17.500 per meter, dan di tahap kedua 15.000 per meter,” ujar Anom Panuluh kepada awak media usai melakukan audiensi di Gedung DPRD Brebes, Senin 14 Oktober 2024.

Baca Juga :  Bertemu H. Muhadi di Bumiayu, Asrofi Minta Doa Restu Maju di Pilkada!

Menurutnya, harga yang di patok oleh pembeli dalam hal ini PT. Berkat Putih Abadi yang beralamat di Semarang itu jauh dari NJOP yakni Rp.42 Ribu per meter.

“Dengan membeli harga di bawah NJOP, kami menilai kalau mereka berupaya mengakali pajak,” tambah Anom.

Hal senada juga disampaikan oleh salah seorang warga, Herdian. Menurut dia, saat ini sudah ada sekitar 600 hektar lahan milik petani yang telah dibeli.

“Untuk target pertama seluas 800 hektar memang hampir selesai. Dan itu dilakukan sejak tahun 2021 lalu,”tandas Herdian.

Dari pengakuan petani, tambah dia, mereka merasa terintimidasi. Pasalnya, banyak dari para petani yang merasa risih karena selalu didatangi oleh pembeli. Sehingga dengan terpaksa petani menjual tanah mereka.

Baca Juga :  Sekda Brebes Ajak Jaga Kesehatan Fisik dan Lingkungan

“Bahkan ada yang mengancam akan menutup akses jalan, sehingga petani ketakutan dan akhirnya menjual tanahnya,”tambah Herdian.

Ia mengaku kalau saat ini muncul rumor kalau tanah yang tengah dibebaskan itu akan digunakan untuk industri. Padahal awalnya, sesuai perijinan yang dikeluarkan lahan tersebut digunakan untuk pertanian program ketahanan pangan.

“Namun kami menyayangkan, dari audiensi pertama ini kami belum mendapat jawaban yang pasti. Untuk itu nantinya kami akan melakukan audiensi kembali,” ujar mereka dengan menunjukan data pemilik lahan yang telah dibebaskan.

Berita Terkait

Bangun Kesadaran Kolektif, ASTRA Tol Tamer Hadirkan Safety Driving Talkshow
H.M Nur : Maulid Nabi & Silaturahmi Akbar Warga Sentul Curug Kulon
Ketua PKK Banten Tinawati Andra Soni Gelar Binwil Kunjungi Desa Sodong Kecamatan Tigaraksa
Bagikan Wardoyo, Bupati Brebes Pesan Jangan Selalu Bergantung Bantuan Pemerintah ‎
MBG, Kabupaten Bandung Barat tetapkan status KLB
Seminar Ekonomi Syariah Sebagai Pilar Pembangunan Ekonomi di Kabupaten Tangerang
Kapolres Brebes Ajak Masyarakat Jaga Kamtibmas dari RT
PWI Tangsel Dorong BPN Tingkatkan Transparansi Layanan Pertanahan

Berita Terkait

Minggu, 28 September 2025 - 06:12 WIB

Bangun Kesadaran Kolektif, ASTRA Tol Tamer Hadirkan Safety Driving Talkshow

Sabtu, 27 September 2025 - 22:53 WIB

H.M Nur : Maulid Nabi & Silaturahmi Akbar Warga Sentul Curug Kulon

Sabtu, 27 September 2025 - 10:48 WIB

Ketua PKK Banten Tinawati Andra Soni Gelar Binwil Kunjungi Desa Sodong Kecamatan Tigaraksa

Jumat, 26 September 2025 - 16:19 WIB

Bagikan Wardoyo, Bupati Brebes Pesan Jangan Selalu Bergantung Bantuan Pemerintah ‎

Kamis, 25 September 2025 - 06:26 WIB

MBG, Kabupaten Bandung Barat tetapkan status KLB

Berita Terbaru