Dinamikanews.net| Pekan Olahraga Kabupaten (PORKAB) Tangerang kembali menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Acara olahraga tahunan ini seharusnya menjadi ajang untuk menggali bakat atlet muda lokal, namun masih banyak yang perlu diperbaiki, terutama dalam hal pembinaan dan kejujuran kompetisi pada kamis, 13 November 2025.
Dalam aspirasi yang disampaikan oleh warga Sepatan, M. Jembar Msi, serta para pemerhati olahraga Kabupaten Tangerang, ada beberapa poin krusial yang perlu diperhatikan panitia menjelang PORKAB 2025. Mereka menekankan bahwa PORKAB bukan sekadar ajang bergengsi, melainkan sarana untuk mencetak atlet berprestasi yang bisa mengharumkan nama daerah di tingkat nasional.
“PORKAB harus menjadi wadah pembinaan, bukan ajang gengsi. Setiap kecamatan perlu benar-benar menggali potensi anak muda asli daerahnya untuk berkompetisi secara sehat dan sportif,” ujar M. Jembar, salah satu tokoh masyarakat setempat.
Masyarakat berharap acara ini fokus pada pengembangan atlet muda asli Tangerang, bukan hanya perebutan medali. Dengan begitu, generasi muda bisa bangga dan berkembang melalui olahraga yang fair.
Namun, di balik semangat positif itu, ada masalah serius yang sering muncul. Salah satunya adalah dugaan penggunaan atlet “aspal”. atlet yang sebenarnya bukan asli dari kecamatan yang diwakilinya. Banyak peserta menggunakan identitas palsu hanya untuk mengejar medali emas, sehingga atlet lokal terpinggirkan.
Fenomena ini menimbulkan kekecewaan besar di kalangan atlet muda yang telah berlatih keras. Mereka merasa kehilangan kesempatan karena kompetisi tidak adil. Contohnya, di cabang renang, ada laporan peserta yang bukan berasal dari kecamatan terkait, bahkan pelatih ikut tampil sebagai atlet. Hal ini merusak semangat kompetisi dan membuat atlet muda kurang percaya diri.
Selain itu, sistem kategori usia juga dinilai kurang adil. “Harusnya pembagian usia menjadi dasar utama, bukan bebas usia. Banyak peserta muda yang gugup karena harus bersaing dengan atlet senior,” tegas M. Jembar.
Untuk mengatasi masalah ini, masyarakat mendesak panitia PORKAB 2025 melakukan verifikasi identitas atlet secara ketat. Ini termasuk pemeriksaan data kependudukan seperti KTP, agar tidak ada lagi rekayasa atau perekrutan atlet dari luar kecamatan.
Selain itu, pembinaan atlet muda lokal perlu diperkuat. Dengan program latihan yang lebih intensif, atlet asli Tangerang bisa berkembang dan berprestasi jangka panjang.
“PORKAB seharusnya menjadi ajang pembinaan dan kebanggaan anak-anak Tangerang, bukan sekadar perebutan medali. Mari jadikan ini momentum memperbaiki sistem olahraga daerah,” tutup M. Jembar.
Dengan semangat salam olahraga, masyarakat berharap PORKAB 2025 lebih transparan, jujur, dan benar-benar menjadi panggung bagi atlet muda asli Kabupaten Tangerang untuk bersinar. Acara ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam membangun olahraga yang sehat dan berprestasi.
Red Kjk

















