google-site-verification: google05c48a55a4228fa2.html

Lambat Terbitkan Akta Kematian, Dukcapil Bekasi Utara Dipertanyakan

Kamis, 29 Mei 2025 - 15:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bekasi Utara, Dinamikanews.net — Lambatnya penerbitan akta kematian almarhumah Dorothea Sri Upiyah memicu kekecewaan keluarga, yang mempertanyakan kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Bekasi Utara. Dua bulan sejak pengajuan, dokumen kematian belum juga terbit, meskipun seluruh persyaratan administrasi telah dipenuhi.

Theodorus, anak almarhumah sekaligus pengurus dokumen, menilai permasalahan bukan terletak pada kelengkapan berkas, melainkan pada ketidaksesuaian data dalam sistem. Ia menyebut sistem masih mencatat adik kandungnya sebagai anggota Kartu Keluarga (KK) almarhumah, meskipun adiknya telah lama pindah domisili ke Lampung dan memiliki KK serta KTP sendiri.

“Semua syarat saya serahkan lengkap. Tapi saya disuruh menunggu karena sistem masih mengaitkan adik saya dengan KK ibu, padahal dia sudah berdomisili di Lampung,” kata Theodorus, Kamis (29/5/2025).

Baca Juga :  Ciptakan Sitkamtibmas Aman Kondusif, Aparat Gabungan TNI-POLRI di Kab. Puncak Jaya Gelar Patroli Dialogis

Ironisnya, pihak kecamatan menyarankan agar validasi dilakukan secara manual ke Dukcapil Lampung, yang menurut keluarga justru menambah beban logistik dan biaya.

“Seharusnya ini bisa diurus secara terintegrasi. Masa sistem digital nasional tidak bisa mengakomodasi data lintas wilayah?” tambahnya.

Keterlambatan ini mencerminkan lemahnya interoperabilitas sistem kependudukan yang diklaim sudah terintegrasi secara nasional. Ketergantungan pada verifikasi manual antarwilayah menjadi sorotan serius, mengingat dampaknya terhadap masyarakat yang tengah menghadapi situasi duka.

Baca Juga :  Lantik 31 Pejabat Pejabat Administrator dan Pengawas, Dr. Nurdin: Penyegaran untuk Performa Makin Optimal

Di sisi lain, survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan kontras tajam. Meski tingkat kepuasan publik terhadap Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mencapai 94,8 persen, kepuasan terhadap layanan administrasi publik justru berada di bawah 50 persen.

Direktur Riset Indikator, Adam Kamil, menilai kesenjangan ini sebagai sinyal lemahnya birokrasi.

“Publik mengapresiasi gaya kepemimpinan, tapi urusan teknis seperti administrasi kependudukan masih jadi keluhan utama,” ujarnya.

Kasus di Bekasi Utara menjadi potret nyata tantangan layanan publik di era digital. Sistem yang seharusnya mempermudah justru menyulitkan, terutama saat masyarakat menghadapi momen krusial seperti mengurus akta kematian.

Berita Terkait

Aksi Nasional KSPN Nusantara: Menolak Ilegal Import
75 Tahun IGTKI – PGRI Kabupaten Pemalang
Mendes Optimis Kopdes Merah Putih di Bumi Nyiur Melambai Sukses
Pencuri HP di Teras Masjid RSD Nganjuk Dibekuk,Terungkap Berkat Rekaman CCTV
Cegah Aksi Premanisme, Satgas Samapta Polres Brebes Gelar Patroli di Kawasan Pabrik
Bupati Minta KORPRI Sebagai Rumah Nyaman Abdi Negara dan Dukung Profesionalisme
Satpol PP Gelar Pengamanan Perayaan Hari Kenaikan Yesus Kristus
Dinsos Kota Tangerang Salurkan Bantuan Permakanan untuk Korban Banjir di Candulan

Berita Terkait

Minggu, 1 Juni 2025 - 11:35 WIB

Aksi Nasional KSPN Nusantara: Menolak Ilegal Import

Sabtu, 31 Mei 2025 - 21:25 WIB

75 Tahun IGTKI – PGRI Kabupaten Pemalang

Sabtu, 31 Mei 2025 - 18:56 WIB

Mendes Optimis Kopdes Merah Putih di Bumi Nyiur Melambai Sukses

Sabtu, 31 Mei 2025 - 17:38 WIB

Pencuri HP di Teras Masjid RSD Nganjuk Dibekuk,Terungkap Berkat Rekaman CCTV

Sabtu, 31 Mei 2025 - 16:46 WIB

Cegah Aksi Premanisme, Satgas Samapta Polres Brebes Gelar Patroli di Kawasan Pabrik

Berita Terbaru

Berita

Aksi Nasional KSPN Nusantara: Menolak Ilegal Import

Minggu, 1 Jun 2025 - 11:35 WIB

Berita

75 Tahun IGTKI – PGRI Kabupaten Pemalang

Sabtu, 31 Mei 2025 - 21:25 WIB