LensaBumi.com – Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi menilai terlalu dini merespon kenaikan harga minyak dunia yang bergerak menuju 100 Dolar AS per Barel akibat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah pasca-serangan Iran terhadap Israel pada Sabtu (13/4/2024).
Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel sebagai balas dendam atas dugaan serangan Israel terhadap konsulatnya di Suriah pada 1 April 2024 yang menewaskan komandan senior Korps Garda Revolusi Iran dan enam perwira lainnya saat menghadiri pertemuan di komplek kedutaan Damaskus.
“Masih terlalu dini karena harga minyak dunia memang selalu naik-turun. Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat, lebih baik menunggu sampai harga menunjukkan tren sambil memantau perkembangan terkini,” kata R Haidar Alwi, Minggu (14/4/2024) malam.
Menurutnya, wajar bila harga minyak dunia melonjak pada pembukaan perdagangan awal pekan karena ini merupakan pertama kalinya Iran menyerang Israel langsung dari wilayahnya.
“Yang terpenting adalah berapa lama lonjakan tersebut bertahan tergantung pada respon Israel dan sekutunya serta pertemuan virtual para pemimpin negara-negara G7,” jelas R Haidar Alwi.
Ia berharap konflik antara Iran dan Israel tidak meluas hingga mengganggu aktivitas di Selat Hormuz yang menjadi jalur minyak terpenting di dunia. Pasalnya, sekitar seperlima dari konsumsi minyak dunia melewati selat ini setiap harinya.
“Lonjakan harga minyak dunia tidak akan bertahan lama selama pasokan dari wilayah itu tidak terganggu secara signifikan,” imbuh R Haidar Alwi.
Terlebih, Presiden AS Joe Biden telah mengatakan langsung kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa AS sebagai sekutu utama Israel tidak akan ikut serta bila Israel membalas serangan Iran. Sementara Iran juga telah menegaskan serangan balas dendamnya sudah selesai.
“Sejauh ini, kabar baiknya AS telah menyatakan komitmennya untuk meredam ketegangan dan mencegah agar konflik tidak meluas. Mudah-mudahan Israel bisa menahan diri untuk tidak melancarkan serangan balasan setelah Iran menegaskan balas dendamnya selesai,” pungkas R Haidar Alwi.